Kamis, 25 Juli 2019

SETIAP PERCOBAAN MEMAKAN KURBAN (tentang UTBK)

Akhirnya Pantia seleksi mengambil salah satu nilai terbaik diantara  2 sertifikat  UTBK itu , bisa yang UTBK 1 atau bisa yang UTBK 2 nya.Cukup merepotkan panitia nampaknya.Banyak para siswa gembira banyak juga yang bersedih yang sedih berkepanjangan juga ada .Ada yang selamat sampai tujuan ada juga yang jadi korban. Kenapa jadi korban ? Logikanya sederhana tidak ada percobaan jika tidak ada korban.Buat para siswa yang matang persiapan untuk menghadapi tes dan juga bersungguh berpeluang kecil untuk jadi korban , bukan tidak ada. Buat para siswa yang kurang matang persiapan tesnya berpeluang besar jadi kurban , bukan juga tidak berpeluang untuk lulus.
Materi tes ada dua bagian TPS dan TPA ,Tes Potensi Skolastik dan Tes Potensi Akademik( Saintek dan Soshum).Semua siswa mengkikuti tes Gelombang 1 dan Gelombang 2 dengan soal yang berbeda tapi mereka mengerjakan soal yang sama.Itu tahun lalu tahun 2019.
Tahun 2020 in ceritanya lain lagi. Jalan cerita yang berbeda ini dikarenakan Indonesia terkena wabah penyakit akibat Virus Corona.Banyak diluar dugaan  akibat dari wabah ini ,rencana rencana dan target target tidak tercapai.Begitu juga untuk tes masuk Perguruan Tinggi Negri (PTN).
Rencana awal seluruh peserta tes UTBK melakukan tes sekaligus mendaptar ke PTN di selang waktu tes yang sudah ditentukan .Dengan materi tes TPS dan TPA.Virus tak tampak mata yang bernama Corona memporak porandakan rencana ,kemungkinan besar para calon siswa yang diterima lewat UTBK tahun 2020 ini kurang menguasai ilmu dasar seperti FISIKA ,KIMIA dan BIOLOGI ,kurang mantap untuk ilmu ilmu tadi.Semoga ketika mereka diterima di PTN pada jurusan keteknikan ,tidak gagap menghadapi pelajaran FISIKA , KIMIA dan BIOLOGI.
Tahun 2020 ini para calon mahasiswa tidak lagi menghadap TPA ,kebijakan dari stake holder menghapus TPA itu. Ada yang senang tentu juga ada yang sedih.Jika pemegang kebijakan itu serius untuk menjadikan generasi itu generasi unggul maka seharusnya TPA tidak dihilangkan.Kakak kelas yang tidak mengalami ini pasti termasuk generasi unggul ketimbang generasi tahun 2020 ini. Generasi santai,mau enaknya sendiri, malas belajar, tidal tekun inilah generasi yang menolak TPA.
Lewat kebijakan yang mengasikan kata siswa  karena tak ada TPA tanpa sadar mereka telah ditidak unggulkan sebagai generasi.
Telah terjadi korban...korban keunggulan...korban konflik kepentingan.siapa tahu??



                   






Kamis, 06 Juni 2019

MERABA RABA ITU TIDAK ENAK

Gelap itu kata yang keluar dari Tutor Bimbel begitu mendengar sistem penerimaan mahasisiwa baru beubah setelah mapan dari tahun 1976 sampai dengan 2018.Sistem yang pernah mapan terdahulu ,calon mahasiswa mendaftar sekali kemudian tes , tes cuman sekali , hasil tes  berupa nilai oleh panitia  langsung disorrtir dan dijadikan sebagai syarat bisa tidaknya calon mahasiswa tersebut di terima di PTN.  Nilai dari tes tersebut tidak pernah diketahui calon mahasiswa ,ini disebut transparan ? Nilai saja sendiri.
Berganti nama sistem penerimaan mahasiswa baru dari mulai SKALU, SKASU,SIPENMARU ,UMPTN ,SPMB , SNMPTN , SBMPTN gak masalah karena semua menyeleksi dengan cara yang hampir sama.Tapi mulai tahun 2019 dengan nama yang sama yaitu SBMPTN ,  sisitem penyeleksian  berbeda dan standar soal  juga berbeda.Nama seleksinya adalah UJIAN TULIS BERBASIS KOMPUTER (UTBK)Proses selelksi dilakukan dengan dua tahap : tes UTBK 1 dan Tes UTBK 2.
Banyak variabel pada sistem tes yang baru ini : (1).waktu tes yang dua hari , siswa boleh memilih waktu  .(2).Tanggal tes , siswa bisa memilih tanggal yang sudah ditentukan di 2 hari tersebut. (3.).Penguman hasil tes yang begitu cepat cuman 10 hari.(4) hasil tes berupa nilai bisa diketahui siswa.(5) dengan 2 nilai hasil tes UTBK 1 dan UTBK2 siswa boleh memakai nilai yang tertinggi dari 2 tes tersebut untuk melamar di PTN (6) proses jalannya tes lebih kepada menguji  ketenangan ,lebih kepada cepat dan tepat mengambil soal., dalam 22,5 menit harus menjawab 20 soal fisika dalam 22,5 menit juga harus bisa menjawab 20 soal kimia.dan seterusnya untuk matematika juga biologi.
Entahlah dengan proses seperti ini siapa yang diuntungkan dan siapa pula yang dirugikan.
Perlu evaluasi juga sistem yang baru ini ? Mari kita lihat prose yang belum selesai ini,Sambil menganalisis keterhubungan nilai nilai UTBK1 dan UTBK2 calon mahasiswa  dengan diterima atau ditolak di jurusan mana dan PTN apa ??

SEJARAH SELEKSI MASUK PTN

Rabu, 30 Januari 2019

UJIAN TULIS BERBASIS KOMPUTER

Selamat tinggal pensil 2B..selamat tinggal lembar jawab komputer (LJK)...Selamat tinggal UJIAN 1 HARI...selamat tinggal UJIAN HANYA SEKALI..selamat tinggal masa lalu..selamat tinggal kebijakan mentri yang lama kau kuBUMI HANGUSKAN kebijakanmu ,,itu kata pak menteri yang sekarang..yang disetujui bos (PRESIDEN RI).Berganti menteri berganti kebijakan ,selalu menganggap lebih baik dari yang lama begitu seterusnya pengamatan berbicara.Ada yang beruntung dari kebijakan yang lama  ITB dulu buka UJIAN MANDIRI TERTULIS kini tidak lagi . banyak siswa yang beruntung yang bapaknya punya banyak doku untuk masuk PTN berkelas macam ITB tapi otak juga kudu encer sedikit,
UTBK ini barang tiruan ,sistemnya tiruan dari luar katanya ntapi coba deh perhatikan sistem penerimaan siswa SD yang mau ke SMP atau SMP yang ingin ke SMA , beda alurnya cuma sedikit,Para siswa SD melamar dengan NILAI yang dimilikinya ke SMP SMP, para siwa SMP melamar ke SMA SMA dengan nilai yang dimilikinya ,terjadilah proses pensortiran yang bikin deg degan dengan urutan peringkat yang terus menerus turun naik ,, turun dan turun..
bikin deg degkan memang para siswa dann juga para orang tua.
Di tahun 2019 ini , panitia SBMPTN merubah secara konsep sistem penerimaan mahasiswa baru.. Yang dulunya Para calon mahasiswa hanya melakukan tes sekali dan pengumuman KELULUSANnyasebulan kemudian , tanpa melamar ke PTN yang dituju yang penting sertakan PILIHAN JURUSAN DAN PTN YANG DIPILIH DILEMBAR JAWABAN juga di formulir PENDAFTARAN.
Yang sekarang berprinsip MENGHASILKAN CALON MAHASISWA YANG LEBIH SIAP MENGIKUTI PERMATAKULIHAN di PTN yang diminatinya.
Oleh karena itu sistem penyaringannya diperketat ,lewat kesempatan ujiannya yang hanya2 kali , diorganisir dan dikelola oleh sebuah lembaga tertentu yang diberi kewenangan untuk menseleksi yaitu LEMBAGA TES MASUK PERGURUAN TINGGI disingkat LTMPT.
Nilai hasil tes bisa dipakai untuk melamar diperguruan tinggi yang diminati.Nilai tertinggi dari dua hasil tes dipakai oleh calon mahasiswa untuk melamar ke UI di fakultas kedokteran atau STEI di ITB dan lain lain dan lain  lain.
Dulu nilai hasil tes..gelap..hitam , abu abu oun tidak ,karena nilai tidak diketahui siswa juga ortu juga tutor BIMBEL.Kini nilai hasil tes UTBK itu bisa diketahui siswa , ortu siswa , tutor BIMBEL , pacar , encang encing.
Apakah Sistem penerimaann mahasiswa baru model sekarang ini yang lebih baik?Kapan uji coba model begini dilakukan ?