Materi tes ada dua bagian TPS dan TPA ,Tes Potensi Skolastik dan Tes Potensi Akademik( Saintek dan Soshum).Semua siswa mengkikuti tes Gelombang 1 dan Gelombang 2 dengan soal yang berbeda tapi mereka mengerjakan soal yang sama.Itu tahun lalu tahun 2019.
Tahun 2020 in ceritanya lain lagi. Jalan cerita yang berbeda ini dikarenakan Indonesia terkena wabah penyakit akibat Virus Corona.Banyak diluar dugaan akibat dari wabah ini ,rencana rencana dan target target tidak tercapai.Begitu juga untuk tes masuk Perguruan Tinggi Negri (PTN).
Rencana awal seluruh peserta tes UTBK melakukan tes sekaligus mendaptar ke PTN di selang waktu tes yang sudah ditentukan .Dengan materi tes TPS dan TPA.Virus tak tampak mata yang bernama Corona memporak porandakan rencana ,kemungkinan besar para calon siswa yang diterima lewat UTBK tahun 2020 ini kurang menguasai ilmu dasar seperti FISIKA ,KIMIA dan BIOLOGI ,kurang mantap untuk ilmu ilmu tadi.Semoga ketika mereka diterima di PTN pada jurusan keteknikan ,tidak gagap menghadapi pelajaran FISIKA , KIMIA dan BIOLOGI.
Tahun 2020 ini para calon mahasiswa tidak lagi menghadap TPA ,kebijakan dari stake holder menghapus TPA itu. Ada yang senang tentu juga ada yang sedih.Jika pemegang kebijakan itu serius untuk menjadikan generasi itu generasi unggul maka seharusnya TPA tidak dihilangkan.Kakak kelas yang tidak mengalami ini pasti termasuk generasi unggul ketimbang generasi tahun 2020 ini. Generasi santai,mau enaknya sendiri, malas belajar, tidal tekun inilah generasi yang menolak TPA.
Lewat kebijakan yang mengasikan kata siswa karena tak ada TPA tanpa sadar mereka telah ditidak unggulkan sebagai generasi.
Telah terjadi korban...korban keunggulan...korban konflik kepentingan.siapa tahu??